Rabu, 03 April 2013

Semua yang kusebut...KAMU!

Halo readers, long time no see yaa:| apa kabar? semoga kabar semuanya baik, karena aku disini juga alhamdulillah masih diberi kesehatan sama Allah. Tuhan...selamat malam, selamat pagi atau selamat siang kah disana? aku juga tak tau disana sedang musim apa, hujan, kemarau atau salju kah? ah..aku terlalu banyak basa-basi ya? Tuhan...langsung saja, aku tahu Kau tak pernah sibuk, Kamu masih ingin menderngarku kan? masih tentang hal yang sama, Tuhan. Aku belum ingin ganti topik. Tentang dia, seseorang yang ku perbincangkan sangat lama dengan-Mu. Seseorang yang selalu kusebut dalam setiap kata dan kalimat setiap kali aku bercakap panjang dengan-Mu.

Aku sudah tau, perpisahan yang Kau ciptakan adalah yang terbaik untukku. Aku mengerti Kau sudah mengatur pengganti yang lebih baik darinya untukku, tapi bukan berarti aku absen menyebut namanya dalam doaku kan? Nah.. kalau yang ini, aku juga sudah tahu. Mungkin dia sudah menemukan penggantiku. Lebih baik atau lebih buruk dariku, entahlah. Tapi, aku turut bahagia mendengar dia sudah menemukannya, karena ia tak perlu merayakan kesedihannya seperti yang aku lakukan akhir-akhir ini. Sungguh...aku tak pernah ingin dia merasakan sakit seperti yang aku rasakan, Tuhan. Aku tak pernah tega melihat kecintaanku terluka seperti luka yang belum juga kering di dadaku. Aku yakin, dia pasti bahagia dengan wanita penggantiku.

Tolong kali ini jangan tertawa, Tuhan. Aku tentu saja menangis, dadaku sesak ketika tahu semua berlalu begitu cepat. Sementara aku belum cukup cerdas untuk mengerti wajah dan kenampakan aslinya, dia berganti topeng sesuka hatinya. Aku hanya melihat segala hal yang dia tunjukkan kepadaku, tanpa pernah tahu apa yangsebenarnya ada didalam hatinya. Aku selalu ingin tau bagaimana kabarnya, bagaimana dia menjalani hari-harinya, sudah sholat kah? Ah....dadaku sesak menulis ini. Aku bukan siapa-siapanya lagi, aku tahu.

Aku percaya dia sedang berada didalam hidup yang penuh kebahagiaan oleh orang-orang disekitarnya. Permintaan yang sama seperti kemarin, Tuhan. Jagalah kebahagiaannya untukku. Bahagiakan dia untukku. Tawanya adalah segalanya yang ku harapkan. Bahkan, aku rela menangis untuknya agar tawa di bibirnya tetap terdengar. Namun...aku tahu hidup tak seperti itu, Tuhan. Harus ada rasa sakit agar kita tahu rasa bahagia. Tapi, rasa sakit yang terlalu sering bisa membuat seseorang menikmati yang sudah terjadi.

Akhir percakapan, aku hanya minta dia sembuh dari Leukimia-nya, Tuhan. Jangan biarkan dia terus tersiksa karena Kanker Darah itu. Agar muntah darahnya berhenti ketika dia kelelahan. Ingatkan dia, ketika waktu sholat tiba karena aku tak bisa lagi melakukan itu, Tuhan. Berikan dia seseorang yg pantas untuknya, seseorang yang menyayanginya sepenuh hati. Seseorang yg selalu mengingatkan dia tentang sholat, makan dan yang terpenting mengingatkan dia, agar dia tak lupa memakai jaket kemanapun ia pergi, agar penyakitnya tidak kambuh. Itu saja, Tuhan.

Sekian:)